Sabtu, 18 Mei 2013

Drabble : "Aster"


"Apakah kau percaya jika kau masih yang terbaik untuk saat ini?" tanya pemuda itu pada gundukan tanah di hadapannya. Ia meletakkan sebuket aster merah di atas pusara itu.
Sepi.


Hanya desau angin yang masih bersuara lembut. Menciptakan gemerisik saat helaian daun pohon birch itu beradu. Seperti simfoni yang diciptakan alam untuk menemani sepinya.
"Apakah kau percaya jika aku bahkan masih belum bisa melupakanmu?" tanyanya lagi.
Masih sepi.
Tak ada jawaban. Bahkan mungkin orang idiot pun tahu, tak akan pernah muncul jawaban dari segunduk tanah pekuburan di hadapannya.
"Qian, aku bahkan tak bisa bernafas tanpamu. Qian, kenapa aku harus mempercayai mereka bahwa kau memang telah pergi jauh? Qian, aku mohon, dimanapun kau berada, kembalilah. Aku percaya jika kau masih bisa bernafas. Qian, aku mohon..." ucapnya lirih.
Zhoumi, pemuda itu berlutut di atas pusara gadisnya. Menangis tersedu saat dirasanya beban yang dipikul terlalu berat dan membuatnya sesak.
"Qian, kau masih yang utama untukku. Kau tahu, aku berjanji akan membawakanmu aster setiap hari jika kau kembali. Aku masih mencintaimu, Qian." tambah Zhoumi. Ia mengelus nisan di hadapannya.
"Terimakasih jika kau masih menganggapku ada, Mi. Percaya pada keyakinan dalam dirimu bahwa aku masih bernafas. Terimakasih, Mi..." ucap seseorang. Zhoumi menghentikan isaknya. Ia mendongak. Terkejut mendapati sosok Song Qian berdiri dengan anggun di hadapannya.
"Qian, itukah kau?"
"Ini aku, aku masih bernafas. Aku masih milikmu. Terimakasih untuk tetap mencari di saat semua orang menyerah. Terimakasih Mi..." Zhoumi menarik gadis itu ke dalam pelukan. Ia yakin ini Qian gadisnya. Bukan sekedar ilusi. Gadisnya, masih ada untuknya, berdiri untuknya, bernafas untuknya.
Ia percaya, akan ada jawaban di balik penantian. Aster, tentang kesabaran menunjukkan keajaiban. Bersabar membuahkan hasil yang manis.
"Aku mencintaimu..." gumamnya dan Qian hanya, mengangguk paham.

-fin-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar