Sabtu, 18 Mei 2013

Jia's diary : "Ugly"

Disclaimer : Jangan berpikir negatif tentang ff ini. Saya gak nerima bash, lagi gak mood berantem soalnya. Saya lagi galau, dan jempol saya akhirnya menekan keypad hp sehigga jadilah cerita nista yang pasti dibenci para fans kyutoria, seokyu, kyuyoung, kyuna, kyuni, kyunani, kyubalalala... *banyak banget kopel kyu*. Yang gak sengaja lewat kudu ninggalin jejak, ngasi kentut juga gapapa kalo kalian mau disamain ama sigung --" saya mau jadi orang egois :D huehehe...

****

Jia's diary : "Hurts"

Disclaimer : Jangan berpikir negatif tentang ff ini. Saya gak nerima bash, lagi gak mood berantem soalnya. Saya lagi galau, dan jempol saya akhirnya menekan keypad hp sehigga jadilah cerita nista yang pasti dibenci para fans kyutoria, seokyu, kyuyoung, kyuna, kyuni, kyunani, kyubalalala... *banyak banget kopel kyu*. Yang gak sengaja lewat kudu ninggalin jejak, ngasi kentut juga gapapa kalo kalian mau disamain ama sigung --" saya mau jadi orang egois :D huehehe...

****

Drabble : "Tulip"


Gadis itu terpaku, menatap pemuda tinggi di hadapannya yang juga tengah menatapnya. Dada mereka berdesir saat tatapan itu saling mengunci, menyiratkan rindu yang entah mengapa bisa menggebu. Angin musim semi berhembus membelai dua insan yang masih membeku dalam diam.

Drabble : "Maple"


"Henry lihatlah daun maple itu sangat indah bukan?" ucap Cordelia sambil menatap sehelai daun maple yang baru terlepas dari tangkainya. Lalu terbang sebelum akhirnya jatuh ke pelukan tanah.
Henry, pemuda blasteran itu mengikuti arah tatapan Cordelia. Gadis itu berlari hendak mengambil sehelai daun maple yang sudah jatuh ke tanah. Henry menghampirinya. Lalu menatap daun yang ada di tangan Cordelia. Ia tersenyum sejenak.

Drabble : "Edelweiss"


"Hai, bagaimana tidurmu? Kapan kau bangun? Apakah aku hadir dalam mimpimu?" tanya gadis itu, May, sambil meletakkan beberapa tangkai edelweiss ke dalam vas kaca berisi air.

Drabble : "Lotus"


"Aku ingin seperti dia..." ucap Ahrin pelan.
"Seperti siapa?" tanya Yesung.

Season Series :: "Spring"


Gadis itu berdiri menghadap cermin besar. Menatap pantulan tubuhnya di cermin itu.
"Aku memang tak cantik..." gumamnya sambil mematut-matut dirinya. Tubuhnya tidak langsing dan proporsional. Tingginya 160 cm dengan berat 57 kg. Berisi.
"Kau belum pulang?" tanya seseorang yang entah sejak kapan sudah masuk ke ruangan itu. Ia menoleh.
"Mmmh, aku sedang diam disini. Belum ingin pulang..." jawabnya.

Ficlet :: "So I"


"Senyum. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Memang apa lagi yang bisa aku lakukan?" ucap Jia pelan. Ia menatap kosong ke arah riak air sungai Han.
"Tanpa sedikit pun mencoba menyatakan perasaanmu pada orang yang kau suka?" Kyuhyun di sampingnya bertanya heran sambil mencabuti rumput-rumput yang tumbuh subur.

Drabble : "Campion"


"Kenapa?" tanya gadis itu pelan.
"Kenapa apanya?" Heechul kembali bertanya. Ia masih menatap senja di ufuk barat.

Drabble : "Dandelion"


"Apa aku masih memiliki alasan untuk tetap disini?" tanyanya. Gwai Yin terdiam. "Kau bilang aku dandelion bukan? Rapuh dan akan pergi saat dihembus angin. Maaf aku datang dan mencintaimu..." tambahnya kemudian.

Drabble : "Chrysanthemum"


Pemuda itu menatap seorang gadis yang duduk menatap air hujan di luar. Kaca di bagian luar sudah basah, menciptakan embunan di bagian dalam. Hujan di musim semi. Cuaca cukup dingin mengingat hawa musim dingin belum betul-betul pergi.

Drabble : "Aster"


"Apakah kau percaya jika kau masih yang terbaik untuk saat ini?" tanya pemuda itu pada gundukan tanah di hadapannya. Ia meletakkan sebuket aster merah di atas pusara itu.
Sepi.

Drabble : "Sakura"


Gyeongsangnam, 23 April...
Sakura berguguran meninggalkan tangkainya, menari bersama lembutnya hembusan angin sebelum mendarat jatuh tepat di pelukan bumi yang yang menjadi tempat ia hidup dan kembali saat ia mati. Hwaege Cherry Blossom Festival kali ini sangat manis. Banyak pasangan romantis mengikuti acara marriage road. Menikmati guguran sakura musim semi. Romantisme awal musim dalam periode tahun.

Krystalizediary : Comeback


Krystal berjalan di sekitar wahana bianglala. Mencari Fadil yang tiba-tiba hilang begitu saja. Janjinya gak akan hilang tiba-tiba diabaikan. Krystal sendiri bingung, adaaaa ajaaaa cowok kaya Fadil hobi ilang --".

Krystalizediary : Yours


"Jadi kakak putus ama Bang Fadil?" Kai adik Krystal bertanya. Gadis itu berdeham pelan mewakili jawabannya. Ia masih fokus menatap layar PSP.

Krystalizediary : Off


"Gue udah mutusin satu hal setelah melakukan beberapa riset..." Krystal yang tengah menikmati semangkuk mie baso menatap Fadil yang berbicara penuh wibawa, menurutnya.

Krystalizediary : Gone


"Halo manis..." sapa Fadil pagi itu saat dilihatnya Krystal hendak masuk kelas.
"Gue bukan kuccing di rumah elu, Fadil!"

Krystalizediary : Relationshit


"Jadi sikap lo ke Raka gimana?" tanya Fadil. Krystal yang tengah menyeruput teh botol menatapnya.
"Gue gak tau, canggung. Kita deket banget dari dulu. Tapi kenapa kita harus saling ngejauh kayak gini..."

Krystalizediary : Shock


"Gue nyerah, Krys..." ucap Raka pelan. Pemuda itu menatap gelungan ombah yang menari dari tepi pantai ancol. Duduk memeluk lutut di atas pasir pantai yang tidak sebersih dulu, agak kusam.

Rabu, 15 Mei 2013

Season Series :: "RAIN"


Cast : Nam Ahrin, Zhoumi, Hangeng
Rating : General
Gendre : Romance, Sad
Disclaimer : Kudunya yang di post tuh yang Spring dulu. Terus Summer. Terus Rain. Terus Autumn. Terus Winter. Terus Rainbow. Terus aku dan Kyuhyun selamanya xD *Gubrak, readers kabur.
Tapi no problem lah. Kan samasama bagus xD cekidot. Jangan lupa di kritik ne. Yang kasi kritik aku doain nonton Ss5 terus dicium bias di idung xD

Senin, 13 Mei 2013

KyuMin Ficlet :: "Blue Tomorrow" > Sungmin Side


Blue Tomorrow~~

KyuMin Ficlet :: "Blue Tomorrow" > Kyuhyun Side


Blue Tomorrow~~

Drabble :: "Rainbow"

Pelangi itu cahaya lengkungan warna di langit saat hujan selesai turun. Terjadi karena adanya pembiasan cahaya matahari dengan uap air hujan~

ficlet :: "Dao Le Ming Tian"


"Aku rasa kita cukup sampai disini, Han-gege..." ucap gadis China itu sambil menunduk. Tak berani menatap sosok yang duduk di hadapannya. Hangeng, pemuda itu terpaku. Membatu saat mendengar ucapan yang membuat aliran darahnya seolah terhenti dari bibir seorang Song Qian.

fanfiction : "You are a Song in My Heart" *11


Kyuhyun hanya terpaku mendengar semua cerita Qian. Hari ini adalah hari pertama mereka bertemu setelah dua minggu lalu terakhir mereka mengobrol di taman. Setiap kalimat yang terlontar dari bibir gadis itu, setiap tetes air mata yang mengalir, Kyuhyun mengerti jika semuanya penuh luka. Dan ia merasa pengecut, tak bisa melakukan apa-apa. Ia mencintai Qian, ia merasa lebih baik dari Zhoumi, tapi kenyataanya? Ia pikir mereka berdua pengecut. Membiarkan keadaan menguasai semuanya.
"Nuna, maaf aku tak tahu kau semenderita ini..." bisiknya. Qian mengangguk paham di sela tangisnya.
"Mungkin ini memang yang terbaik untukku, Kyu. Mungkin aku pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Jadi aku menerima balasannya sekrang. Mungkin di kehidupan selanjutnya aku akan bahagia. Maaf Kyu..." ucap Qian lirih.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *10


"Kau sedang apa nuna?" tanya Kyuhyun pelan sambil duduk di samping Qian. Gadis itu menoleh sejenak. Lalu kembali menatap ke depan. "Sudah kau pikirkan ucapanku untuk mengganti posisi Zhoumi?" tanya Kyuhyun kemudian. Qian mematung.
"Sudah kubilang kau itu adikku..." ucap Qian pelan. Kyuhyun terkekeh pelan. Ia merangkul bahu Qian.
"Aku mencintaimu nuna, sangat mencintaimu. Bahkan aku tak bisa mengganti posisimu dengan Sooyoung sekalipun Changmin yang meminta. Kau terlalu sempurna untukku. Tapi sayang, takdir memang tak mengizinkan kita bersama." ucap Kyuhyun kemudian. Ia melepas rangkulannya di bahu Qian. Lalu memeluk kedua lututnya.

fanfiction : "You are a Song in My Heart" *9

Sooyoung menghempaskan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Ia menatap tajam Siwon yang melengang dengan santai berjalan menuju kamarnya.
"Maksud oppa apa? Kenapa oppa menerima lamarannya tanpa persetujuan dariku atau ayah?" tanyanya berteriak di rumah besar milik orangtuanya itu. Siwon membalikkan tubuhnya dan menyipitkan matanya menatap Sooyoung. Lalu senyum sinisnya terlukis.
"Bahkan Zhoumi yang membujuk ayah dan ibu agar menerima lamarannya. Aku tak pernah memaksa. Dan kau, apa sulitnya menerima pemuda China itu? Dia baik, tampan, tenar, kaya raya. Apalagi yang kurang? Kau masih mengharapkan Cho Kyuhyun yang tak juga selesai dalam skripsi? Atau Shim Changmin yang merupakan siswa terpintar di universitas ayah?" ucap Siwon panjang lebar.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *8


Zhoumi duduk di salah satu sudut cafe. Menatap Qian yang tersenyum lebar melayani para pelanggan yang mengantre. Entah kapan ia bisa melihat senyum itu lagi selepas hari ini keputusannya meninggalkan Qian. Song Qian, pertama dan terakhir baginya. Sisa kenangan indah dalam hidupnya. Karena ia yakin, setelah gadis itu pergi tak akan ada lagi hal indah dalam hidupnya yang akan ia temukan. Dia, hanya dia harta terindah di perjalanan hidupnya.
"Hello..." ucapan seseorang membuyarkan lamunannya. Ia terperangah. Terkejut mendapati sosok gadis jangkung berdiri membungkuk di hadapannya. Matanya besar dengan rambut hitam yang terurai lepas.
"Kurasa aku pernah melihatmu, tuan." ucapnya. Zhoumi masih menelisik gadis itu, rasanya ia pernah bertemu gadis itu. Namun entah dimana.
"Oh yeah, kau yang beberapa hari lalu bersama Qian eoni sebelum si Pangeran Setan Kyuhyun menarik eoni. Benarkan?" tambahnya. Zhoumi diam. Ingatannya melambung ke masa itu. Saat Kyuhyun menarik tautan tangan Qian yang digenggamnya. Senyum mirisnya terukir.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *7


Kyuhyun menarik Qian di trotoar. Tak peduli dengan rontaan gadis itu. Tak peduli juga Qian yang sudah mulain menangis.
"Lepas!" ucap Qian. Kyuhyun menghentikan langkahnya. Ia menatap tajam ke arah Qian.
"Kemana saja kau? Kau tak peduli bagaimana perasaanku? Perasaan ibu. Kau menghilang begitu saja, nuna. Kau pikir kami tak mengkhawatirkanmu. Dan lelaki tadi, siapa dia? Kenapa kau bisa bersamanya?" ucap Kyuhyun panjang lebar. Nafasnya terengah. Ia masih menatap Qian yang juga menatapnya.
"Khawatir? Apa yang harus kalian khawatirkan? Ibumu menjualku Cho Kyuhyun! Apa aku harus kembali ke rumahmu? Jika kalian butuh uang, kalian tinggal bilang padaku! Aku akan mencarinya. Tapi jangan menjualku! Kau pikir aku barang?!" bentak Qian. Nafasnya terengah. Air matanya entah sejak kapan sudah bercucuran. Kyuhyun memijit pelipisnya. Mereka masih diam berdua. Tak peduli dengan tatapan heran para pejalan kaki yang berlalu lalang.
"Apa maksudmu?" tanya Kyuhyun.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *6


"Kau kenapa gugup seperti itu?" goda Zhoumi saat melihat Qian yang duduk di seberangnya menunduk sambil memainkan jarinya. Gadis itu menatap Zhoumi.
"Aku takut jika orangtuamu tak menyukaiku..." jawabnya lirih. Zhoumi mengernyitkan dahi.
"Kau tahu, ayah selalu suka pilihanku. Ibu pasti juga akan menyukaimu. Ibu bukan seperti ibu cinderella yang jahat, Qian. Ibu orang yang baik. Tak pernah memandang apapun dari segi materi." ucapnya.
"Bagaimana jika orangtuamu tak menyetujui kita?" tanya Qian.
"Kau tahu, ibu senang melihatku tersenyum karena seorang wanita. Beliau sendiri yang meminta untuk bertemu denganmu hari ini..." ucap Zhoumi menenangkan kemelut dalam hati Qian. Ia meraih jemari Qian.
"Tatap aku..." pinta Zhoumi sambil mengelus punggung tangan kekasihnya. Qian menurutinya. Memandang lekat ke dalam manik mata coklat favoritnya. Disanalah telaganya. Oase menyejukkan di tengah garangnya panas padang pasir.
"Ibuku adalah ibumu, Qian..." ucap Zhoumi.
Ia mengangguk pelan.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *5


Sudah melewati satu pekan.
Sooyoung tak tahu harus bagaimana membuat sikap Changmin kembali seperti dahulu. Ramah padanya. Ia menatap kosong ke arah kubis yang tengah diirisnya.
Sreeett...
"Aww..." Keteledorannya membuat jarinya tersayat pisau dapur. Tetesan darah mulai keluar. Perih. Mungkin lukanya dalam. Ia menyeka darah itu dengan celemeknya. Membuat celemek berwarna putih itu kini bernoda merah.
"Kau harus mengobatinya bodoh! Bukan menyekanya dengan celemek kotor!" ucap seseorang sambil menarik pergelangan tangannya yang lain. Menariknya menuju ruang ganti pegawai.
"Duduk..." ucapnya dingin. Sooyoung mematuhinya.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *4


Zhoumi terdiam menatap sebuah foto. Menatap hasil cahaya yang terperangkap dalam kertas itu. Tangannya memutar gambar itu. Ia menatap deretan tulisan rapi di belakangnya.

"My name is Song Qian. I take picture with my boyfriend. He is Zhoumi. Oops, you can not call Zhoumi to him! But you must call him Tuan Muda, because he is prince. Kkk~
Only me and his parents can call his name. I love him. Today is anniversary our relationship. I hope he always love me and safe our love. I miss you, my prince..."
P.S : Sorry if my english languange not good
Signature : Hug+Kisses from your Cinderella :)

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *3


"Terimakasih, silakan menikmati..." ucap Qian ramah kepada seorang pelanggan yang datang ke Handel & Gretel, tempat ia bekerja. Senyum tak pernah luput dari wajah cantiknya.
"Eoni..." panggilan seseorang membuatnya menoleh.
"Ada apa Sooyoung-chan?" tanyanya kepada sahabat yang sudah ia anggap sebagai adik perempuannya yang juga bekerja disini. Ya meski orangtuanya konglomerat yang berlimpah materi, gadis manis itu tak ingin manja. Memanfaatkan hobinya menjadi salah satu koki di cafe ini cukup membuatnya percaya diri dan yakin bahwa ia bukan seorang putri manja tak berguna. Meski ia sendiri sebenarnya bisa membangun sebuah restoran mewah atau cafe lebih istimewa dari tempatnya mencari pengalaman saat ini, Handel & Gretel.
"Kau tak merasa curiga dengan orang itu?" tanya Sooyoung sambil melirik ke arah sudut cafe dekat jendela dengan view pohon birch. Pakaiannya sangat mencurigakan karena pria itu mengenakan pakaian musim gugur berwarna gelap ditambah kacamata hitam dan lilitan syal yang menutupi sebagian wajahnya. Mencurigakan baginya.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *2


Qian duduk di kursinya. Perlahan menyuapkan nasi dengan potongan tofu ke dalam mulutnya. Ia harus mati-matian menahan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya hanya karena sosok "Tuan Muda" di hadapannya. Pemuda yang semalam membantunya saat ia pingsan dan membawa dirinya ke dalam kediaman mewah ini.
Ia yakin pemuda itu adalah kepingan puzzle masalalunya. Terlihat jelas dari wajahnya yang tak berubah, cara makannya yang masih persis seperti dulu, style-nya yang rapi atau lebih tepat disebut formal. Tak ada yang berubah dari sosok itu. Kecuali sikapnya yang dingin. Ya, dingin... Karena Zhoumi yang ia kenal adalah sosok yang ramah dan jahil. Selalu berbuat semaunya dan ekspresif.
"Lukamu sudah kau obati?" tanya sosok itu memecah hening di antara mereka. Qian tergagap saat tiba-tiba Zhoumi menatapnya.

fanfiction :: "You are a Song in My Heart" *1


Perempuan itu menangis di tepi trotoar. Tubuhnya penuh luka. Lebam dan memar. Pakaian yang dipakainya tidak mampu menutupi seluruh tubuhnya dari dinginnya angin malam musim gugur yang berhembus.
Ia menangis. Seorang diri di tengah keramaian pusat ibukota Korea Selatan. Sendirian tanpa ada yang bisa ia datangi untuk tempat berlindung. Ia tahu kehidupan ini kejam. Ia paham betul akan hal itu. Tapi yang tak ia sangka adalah ketika seseorang yang merawatmu melebihi orangtua kandungmu dengan teganya menjerumuskan dirimu ke dalam lubang hitam kehidupan. Membuatmu seolah sampah masyarakat yang tak berguna.
Air matanya masih tumpah ruah. Membasahi seluruh wajahnya. Ia melangkah hendak menyeberang jalan. Namun yang terjadi adalah....
Tiiiiinnnnn....
Bruuukkk.
Hanya silau yang mampu tertangkap indera penglihatannya sebelum ia rasakan lututnya bergetar dan ia tak tahu apa-apa. Karena semua tiba-tiba menjadi gelap.